24 Mei 2011

Masjid Sayyidah Zainab Damaskus

Di Damaskus, Suriah salah satu tujuan ziarah dan wisata ruhani adalah Masjid Sayyidah Zainab. Masjid anggun sekaligus makam bergaya Iran yang terletak di selatan Damaskus ini menarik minat peziarah Muslim Syiah dari Iran dan seluruh dunia karena arsitektur keramiknya yang kebiru-biruan. Nama masjid ini diambil dari nama kakak Imam Hussain RA yang juga dimakamkan disini.



Keberadaannya sangat berharga sebagai sebuah bangunan indah dan pemandangan penuh emosi bagi Muslim Syiah di luar Karbala dan Najaf di Irak. Mengunjungi tempat ini begitu mudah dengan menggunakan taksi, dan pengunjung non-Muslim pun dipersilakan datang, namun terbatas di luar area makam.

Makam dan Masjid Sayiddah Zainab diyakini merupakan bekas rumah Siti Zainab, putri Ali bin Abi Thalib (Khalifah Rasyidah keempat). Dia ditawan oleh tentara Yazid bin Muawiyah setelah peristiwa Karbala, di Karbala dan Najaf.

Suasana di kompleks Masjid Sayyidah Zainab bukanlah sebuah ritual atau ibadah yang tenang dan senyap, namun gairah berkabung yang diruapi ratapan, nyanyian, tangisan dan 'penyiksaan' diri dengan memukul-mukul dada.

Masjid nya sendiri dibangun Sejak 1990-an, di atas sebuah makam yang sudah ada sebelumnya. Lokasi masjid ini agak sedikit sulit ditemukan karena banyaknya toko atau hotel-hotel. Untuk menemukannya, cukup dengan mengikuti arus peziarah berjubah hitam yang mengalir menuju pintu masuknya.

Masjid ini terdiri dari sebuah halaman luas dengan bangunan di tengahnya. Secara arsitektur, masjid ini memiliki semua ciri-ciri masjid khas Iran; dekorasi hiasan yang menonjolkan keramik biru, lapisan emas, dan cermin kaca. Masjid ini dilindungi kubah emas berkilauan.

Atap masjid setinggi 10 meter ditutupi dengan keramik dan porselen Iran nan indah. Kubahnya dilapisi lempengan emas murni yang membuatnya berkilauan di siang maupun malam hari, kian menarik dipandang dari segala penjuru.

Halaman masjid biasanya penuh dengan pria dan wanita yang berbaris dalam lingkaran, melantunkan kidung dalam bahasa Persia atau Arab sambil memukul-mukul dada mereka dan air mata menetes deras di pipi mereka, seolah-olah mereka merasakan tragedi pedih yang dialami Zainab ketika kehilangan saudara dan menjadi tawanan. Seringkali aksi ini sengaja direkam dengan kamera video. Adegan ini dipimpin oleh seorang imam.

Kompleks makamnya sendiri terbagi menjadi dua bagian; untuk pria dan wanita. Alas kaki harus ditinggalkan di depan pintu makam. Ruangan makam, walau relatif kecil namun selalu ramai. Ruang untuk jamaah wanita dan pria hanya dibatasi oleh dinding kayu tipis. Ratap dan isak tangis dari kedua bagian ini saling sahut-bersahutan ke sisi yang lain.

Tak hanya dari ruangan wanita, dari ruangan ziarah kaum pria pun isak tangis yang terdengar tak kalah serunya. Semua yang hadir, tua ataupun muda duduk membentuk lingkaran sambil memukul dada, menangis dan meratap. Saking ekstasenya, beberapa orang bahkan melemparkan diri ke dinding makam, memeluk, memutari dan menghujaninya dengan ciuman. Yang lain berlutut dan berdoa, dahi mereka menempel pada serpihan batu yang diambil dari bumi Karbala.

Para sejarawan mengatakan bahwa Mousa Murtadha—kakek sang penjaga makam—membangun kompleks makam dari campuran batu, bata dan kayu. Pada 1870 langit-langit makam yang hancur direnovasi dengan bata dan diperkuat kerangka kayu oleh Salim Murtadha, yang memberikan hak pemeliharaan makam kepada anaknya, dan kemudian penerusnya yang tertua. Saat ini komplek makam Sayyidah Zainab dikelola oleh sebuah komite yang diketuai bersama oleh Hani Murtadha dan Mohammad Ridha Murtadha.

Untuk memperluas area masjid, berdasarkan rekomendasi Menteri Waqaf dan Departemen Perumahan, komite pembangunan membeli beberapa real estate di sebelahnya pada 1979 dan mengalokasikan anggaran yang diperlukan untuk memulai proyek perluasan yang hingga kini belum terlaksana.

Komite ini menjadikan masjid sebagai sebuah usaha wisata religius yang digarap secara profesional dengan karyawan sebanyak 90 orang. Salah satu tugas komite lainnya adalah mendanai dan melindungi masjid serta mengelola keuangannya. Kini Masjid Sayyidah Zainab merupakan salah satu situs wisata religi di Suriah, dikunjungi oleh lebih dari satu setengah juta orang tiap tahunnya.

Sumber: Republika.co.id

Anda sedang membaca artikel tentang Masjid Sayyidah Zainab Damaskus dan anda bisa menemukan artikel Masjid Sayyidah Zainab Damaskus ini dengan url http://ikhwanfpi.blogspot.com/2011/05/masjid-sayyidah-zainab-damaskus.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Masjid Sayyidah Zainab Damaskus ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Masjid Sayyidah Zainab Damaskus sumbernya.