Bahkan baru-baru ini, Polisi Inggris dengan sengaja menghembuskan kabar bohong mengenai rencana pembunuhan Paus Benediktus XVI ketika berkunjung ke negeri itu. Paus berkunjung ke Inggris selama empat hari dan kembali ke Vatikan Ahad (19/9) kemarin. Kabar yang sangat tidak mendasar itu pun kontan menjadi headline media massa di Inggris dengan judul, ''Teroris Muslim Rencanakan Pembunuhan terhadap Paus''.
Kabar berbau sentimen anti-Islam itu tampaknya sengaja dihembuskan untuk membenarkan mitos bahwa semua Muslim adalah teroris. Rekayasa yang telah berhasil dibuat negara-negara Barat selama lebih dari satu dekade terakhir.
Seperti ditulis Arab News, kabar miring rencana pembunuhan Paus itu berawal dari ditangkapnya enam orang petugas pembersih jalan. Mereka merupakan Muslim keturunan Aljazair. Polisi menangkap mereka hanya atas dasar kabar selentingan yang tak jelas kebenarannya.
Keterangan polisi mengenai rencana pembunuhan pemimpin tertinggi gereja Katolik itu sudah barang tentu menjadi makanan empuk media setempat. Apalagi, tersangkanya adalah Muslim. Namun setelah menjalani pemeriksaan, keenam orang tersebut tidak terbukti berencana membunuh Paus. Mereka lantas dibebaskan begitu saja tanpa tuntutan apapun, dan tanpa ada penyesalan dari polisi setempat.
Padahal, menurut pengamat di Inggris, kalau pun Paus sampai terancam nyawanya ketika melakukan kunjungan ke Inggris, itu hanya datang dari kelompok gay atau dari ratusan korban pelecehan seksual yang dilakukan para pastor di gereja Katolik.
Menurut pengamat di sana, kabar rencana pembunuhan Paus oleh teroris Muslim itu tampaknya sudah dijadikan pemerintah dan media Inggris sebagai kartu truf untuk kembali menyudutkan umat Muslim. Perbuatan licik itu dinilai jauh lebih buruk atau sama buruknya dengan perbuatan segelintir pengikut gereja evangelis di Amerika Serikat yang membakar Alquran. Sama buruknya pula dengan sentimen anti pembangunan Islamic Center di dekat ground zero.
Sumber: Republika.co.id